Penerapan Pelayanan Kantor Urusan Agama di Kecamatan Batang Kuis
DOWNLOAD PDF

Keywords

Penerapan Pelayanan
Kantor Urusan Agama (KUA)

Abstract

The purpose of writing this article is to determine the application of the Office of Religious Affairs (KUA) services in Batang Kuis. This study uses a qualitative method with a case study approach. The research location is KUA Batang Kuis, Deli Serdang. The Office of Religious Affairs (KUA) is also part of a government institution providing direct services to the community. KUA is the central work unit in the Ministry of Religion because KUA directly deals with the district. Therefore, it is natural that the existence of KUA is considered very important, along with the presence of the Ministry of Religion. Besides that, KUA is also the face of the Ministry of Religion in the region, especially in the Batang Kuis District. Using a qualitative approach, this study found that the KUA in Batang Kuis District must serve the community regarding marriage, endowments, reconciliation, population and development of the sakinah family, and zakat and guidance to the mosque, by the policies established by applicable laws and regulations.

https://doi.org/10.52615/jie.v7i2.247
DOWNLOAD PDF

References

[1] Anwar, S. (2022). Evaluasi Pendidikan Menuju Insan Kamil Perspektif Filsafat Islam. Jurnal Pendidikan Nusantara, 1(1), 62–76.
[2] Asman, A. (2019). Early Age Marriage Ditinjau Dari UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Dan Analisis Konsep Hukum Islam. Jurnal Mahkamah : Kajian Ilmu Hukum Dan Hukum Islam.
[3] Azhary, M. T. (2017). HUKUM PERKAWINAN ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974. Jurnal Hukum & Pembangunan. https://doi.org/10.21143/jhp.vol17.no1.1224
[4] Dirgantari, L. P. (2020). Tinjauan Yuridis Terhadap Pembatalan Perkawinan Karena Pemalsuan Identitas Diri Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Akibat Hukumnya (Studi di Pengadilan Agama Malan). Dinamika Jurnal Ilmiah Hukum.
[5] Fahmi, R. (2008). Pelaksanaan Sertifikasi Tanah Wakaf di Kota Banjarmasin. Tesis, Universias Diponegoro, Semarang.
[6] Gibran, A. M. K. (2021). Peranan Kantor Urusan Agama dalam Mengatasi Perkawinan Dibawah Tangan. Journal of Law, Society, and Islamic Civilization. https://doi.org/10.20961/jolsic.v9i1.52111
[7] Hamid, S. A. (2016). Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat. Journal of Social Sciences and Humanities.
[8] Hamzah Hamzah. (2019). Peran Kepala Kantor Urusan Agama (Kua) Dalam Penanganan Kasus Perkawinan Usia Anak. Jurisprudentie.
[9] Humbertus, P. (2019). Fenomena Perkawinan Beda Agama Ditinjau Dari Uu 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Law and Justice. https://doi.org/10.23917/laj.v4i2.8910
[10] Ikhwan, A. (2021). Metode Penelitian Dasar (Mengenal Model Penelitian dan Sistematikanya). Tulungagung: STAI Muhammadiyah Tulungagung.
[11] Karim, M. A. (2006). Pandangan Masyarakat terhadap Pelayanan KUA dalam Harmoni. jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Keagamaan RI.
[12] Koentjaningrat. (1993). Manusia dan Kebudayaan Indonesia. jakarta: Penerbit Djambatan.
[13] MA, H., & Muhayatsyah, A. (2020). Overlaping Fungsi Baitul Mal dan Kantor Urusan Agama sebagai Lembaga Pengelola Wakaf (Kritik terhadap Peran Baitul Mal sebagai Lembaga Pengelola Wakaf di Aceh). INFERENSI: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. https://doi.org/10.18326/infsl3.v13i2.329-350
[14] Marsal, A., & Parlyna, R. (2015). Pencatatan Perkawinan: Antara Rukun Nikah dan Syarat Administratif. Jurnal An-Nur.
[15] MPAN. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 63 Tahun 2003 (2003).
[16] Muchtar, I. H. (2014). Dinamika Hubungan Antar Umat Beragama: “Studi Kasus Penanganan Konflik Umat Buddha Tri Dharma Dengan Konghucu (MAKIN)” Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Harmoni: Jurnal Multikultural & Multireligius.
[17] Nasar, M. F. (2012). Refleksi Setelah Abad BP4: Penguatan Peran BP4 di Tengah Tingginya Angka Perceraian, Dalam BP4 Pusat, Majalah Perkawinan dan Keluarga Nomor 480/2012.
[18] Ni’mah, M. (2019). Pernikahan Dalam Syariat Islam. Klaten: Cempaka Putih.
[19] Nisa, I. N. F., Fitriani, F., & Novitasari, A. (2019). Peran bimbingan pra nikah seksi Bimas Islam Kementerian Agama Kota Surakarta dalam menekan angka perceraian pada tahun 2016-2018. Jurnal Academica.
[20] Nur Bayinah, A., & Tinggi Ekonomi Islam SEBI, S. (2012). TRANSFORMASI PARADIGMA MASYARAKAT TERHADAP DASAR HUKUM WAKAF PRODUKTIF DI INDONESIA. Jurnal Islamica.
[21] Putri, N. F. (2015). Keabsahan Perkawinan yang Tidak Dicatatkan Setelah Ada Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/puu-viii/2010. Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas ….
[22] Sebyar, M. H. (2020). Perkawinan Ditinjau dari Moderasi Hukum Yusuf Qardhawy. Al-Azhar Islamic Law Review. https://doi.org/10.37146/ailrev.v2i2.48
[23] Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
[24] Sulaiman, S. (2011). Problematika Pelayanan KUA Anamuban Timur. Analisa. https://doi.org/10.18784/analisa.v18i2.136
[25] Susanto, A. (2019). Peran Kepala KUA dalam Membangun Moderasi Beragama di Kabupaten Majalengka. Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan. https://doi.org/10.36052/andragogi.v7i2.92
[26] Sutopo, & Suryanto, A. (2006). Pelayanan Prima. jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.
[27] Witro, D. (2020). Ulama and Umara in Government of Indonesia: A Review Relations of Religion and State. Madania: Jurnal Kajian Keislaman. https://doi.org/10.29300/madania.v24i2.3778
[28] Yantiy, T. R. (2019). Implementasi Peraturan Gubernur DKI Jakarta Tentang Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Pengantin. SAKINA : Journal of Family Studies.
Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.